Jakarta – KH. Didi Supandi selaku Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Administrasi Jakarta Timur menyampaikan pernyataan resmi terkait aksi unjuk rasa yang terjadi pada tanggal 25 hingga 28 Agustus 2025, yang menimbulkan korban jiwa maupun luka-luka dari masyarakat dan aparat kepolisian.
Dalam pernyataan yang dirilis hari ini, MUI Jakarta Timur mengungkapkan dukacita mendalam atas jatuhnya korban dalam peristiwa tersebut. Mereka menyerukan agar seluruh elemen masyarakat, khususnya umat beragama di wilayah Jakarta Timur, untuk menahan diri, tetap tenang, dan tidak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Sebagai umat beragama, kita harus senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dalam menyampaikan aspirasi di ruang publik, baik secara langsung maupun melalui media digital. Kekerasan dan tindakan anarkis hanya akan mencederai ajaran agama serta merusak semangat persaudaraan,” tegas pernyataan tersebut.
MUI juga menghimbau para pimpinan lembaga negara, baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif, untuk mengembangkan sikap bijak dan berbelarasa terhadap masyarakat kecil dan kelompok yang selama ini terpinggirkan. Mereka menuntut agar para pemimpin tidak menggunakan wewenang untuk kepentingan pribadi atau kelompok semata.
“Kepemimpinan adalah amanah. Kami berharap para pemimpin bangsa mengambil momentum dari peristiwa ini untuk melakukan evaluasi dan refleksi bersama demi perbaikan ke depan,” lanjut pernyataan itu.
MUI Jakarta Timur menyatakan keyakinannya bahwa kepemimpinan nasional masih memiliki peluang untuk melakukan perbaikan, memberikan perlindungan dan pengayoman yang adil, serta menciptakan suasana damai dan sejahtera.
Penutup pernyataan tersebut mengajak seluruh elemen bangsa untuk terus menjaga Jakarta tetap aman, rukun, dan damai. MUI juga memanjatkan doa agar Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa membimbing dan melindungi para pemimpin dan rakyat Indonesia menuju kemajuan dan kemakmuran bersama.