News

Bukan Aktivis, Tapi Provokator! Anarko Disebut Hanya Ingin Bikin Indonesia Chaos

×

Bukan Aktivis, Tapi Provokator! Anarko Disebut Hanya Ingin Bikin Indonesia Chaos

Sebarkan artikel ini

Jakarta – Gelombang kecaman dari publik terus mengalir pasca kericuhan dalam aksi unjuk rasa 25 Agustus di depan DPR RI. Aksi yang seharusnya menjadi ruang penyampaian aspirasi mahasiswa justru tercoreng akibat ulah kelompok anarko yang disebut-sebut menyusup dan sengaja memicu kerusuhan.

Publik menilai, anarko bukanlah demonstran, melainkan perusuh berkedok aktivis. Alih-alih memperjuangkan kepentingan rakyat, mereka hanya menebar provokasi dan merusak fasilitas umum. Bahkan muncul dugaan adanya desain sistematis untuk membuat rusuh, lengkap dengan seruan undangan yang mengarah pada “mengulang tragedi 98”. Publik curiga, ada agenda politik terselubung untuk menjatuhkan pemerintahan Presiden Prabowo melalui skenario chaos di jalanan.

Pakai Hosting Terbaik dan Harga Terjangkau
Cloud Startup - Bikin Website Kamu Makin Ngebut

Sejumlah komentar publik di media sosial menggambarkan kegeraman rakyat:

“Anarko bukan pejuang, tapi perusuh berkedok aksi.”
“Gerakan anarko hanya bikin demokrasi hancur.”
“Tidak ada demokrasi yang lahir dari tangan anarko.”
“Dimana ada anarko, di situ ada kerusakan.”
“Anarko itu benalu, bukan suara rakyat.”
“Buruh berjuang, anarko bikin kacau.”
“Anarko hanyalah provokator jalanan, bukan aktivis.”
“Kalau demo ada anarko, jangan harap suasana damai.”
“Mereka bukan lawan sistem, tapi lawan ketertiban.”
“Kalau aspirasi bisa disampaikan dengan damai, kenapa harus pakai batu?”

Suara-suara itu menegaskan bahwa rakyat sudah muak dengan aksi brutal kelompok anarko. Mereka dianggap sengaja jadi benalu dalam perjuangan mahasiswa, merusak solidaritas, dan menjadikan aspirasi mahasiswa gagal tersampaikan.

Publik juga mengingatkan bahwa demokrasi sejati lahir dari ruang dialog, riset, dan perjuangan intelektual, bukan dari asap ban terbakar, lemparan batu, dan kerusuhan jalanan.

Aksi 25 Agustus pun jadi bukti nyata bahwa keberadaan penumpang gelap seperti anarko hanya memperburuk citra gerakan sosial. Rakyat menilai, mahasiswa cerdas adalah yang menyuarakan kritik dengan damai bukan yang larut dalam provokasi rusuh.