Jakarta – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK), Habib Syakur Ali Mahdi menanggapi keras pernyataan Rismon Sianipar yang menyebut adanya “setan” di tubuh Kepolisian. Menurutnya, tudingan yang dilontarkan tanpa bukti kuat berpotensi merusak marwah institusi Polri dan menurunkan kepercayaan publik terhadap aparat penegak hukum.
“Kritik itu sah-sah saja dalam negara demokrasi. Tapi jangan sampai terjebak pada fitnah dan caci maki yang tidak dibuktikan secara hukum. Menuding ada ‘setan’ di kepolisian tanpa data valid itu sama saja menebar provokasi,” tegas Habib Syakur, Selasa (12/8/2025).
Ia mengingatkan, Polri saat ini sedang berupaya keras membenahi diri, meningkatkan profesionalisme, dan memperkuat transparansi. Menurutnya, dukungan publik sangat dibutuhkan agar reformasi internal berjalan efektif, bukan malah diperlemah oleh narasi-narasi negatif yang belum terverifikasi.
“Kalau ada bukti, silakan bawa ke Kompolnas, DPR, atau lembaga pengawas resmi. Jangan malah bicara di media sosial dengan kata-kata yang memecah belah,” tambahnya.
Selain itu, kata Habib Syakur, dari perspektif agama Islam, menyebarkan tuduhan tanpa bukti adalah perbuatan yang sangat tercela dan dilarang. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT mengingatkan agar kita tidak mengumpat atau menuduh sesama tanpa dasar yang jelas. Allah berfirman dalam Surat Al-Hujurat ayat 6:
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, supaya kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
Begitu pula, Rasulullah SAW bersabda:
“Jauhilah prasangka, karena prasangka itu adalah perkataan yang paling bohong.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Oleh sebab itu, Habib Syakur mengingatkan agar kritik dan koreksi terhadap institusi, termasuk Polri, haruslah berdasarkan fakta yang jelas dan disampaikan dengan cara yang santun dan bertanggung jawab, bukan dengan fitnah yang dapat merusak kehormatan dan persatuan umat. Menuduh tanpa bukti tidak hanya merugikan pihak yang dituduh, tapi juga merusak ukhuwah dan kedamaian masyarakat.
“Dengan semangat nilai-nilai Islam yang mengedepankan keadilan dan kasih sayang, mari kita sama-sama menjaga kehormatan institusi negara dan membangun dialog yang membangun demi kebaikan bersama,” sebutnya.
Selanjutnya, Habib Syakur juga menekankan pentingnya menjaga kondusifitas menjelang peringatan HUT RI ke-80. “Jangan sampai ada pihak yang memanfaatkan isu ini untuk menurunkan moral anggota Polri yang sedang bekerja keras menjaga keamanan negara,” ujarnya.
Ia menutup dengan ajakan agar semua pihak mengedepankan dialog konstruktif, menyampaikan kritik secara santun, dan menghindari tuduhan tanpa dasar. “Indonesia butuh persatuan, bukan saling serang tanpa bukti,” pungkas Habib Syakur.